foto story

 
MAKALAH BAHASA INDONESIA
FOTO STORY HUMAN INTEREST
Disusun oleh:
RR.INTAN ADELIA MAYANGSARI
1110540031

PROGRAM STUDY S-1 FOTOGRAFI
JURUSAN FOTOGRAFI
FAKUKTAS SENI MEDIA REKAM
INSTITUT SENI MEDIA REKAM YOGYAKARTA
2011 


Abstrak

Dalam fotografi jurnalistik istilah foto story muncul pada tahun 40an, foto story merupakan set foto atau foto berseri yang bertujuan untuk menerangkan cerita atau memancing emosi dari yang melihat. Foto story disusun dari karya fotografi murni menjadi foto yang memiliki tulisan atau catatan kecil sampai tulisan esai penuh yang disertai beberapa atau banyak foto yang berhubungan dengan tulisan tersebut.
Foto story, selain harus mempunyai tulisan atau teks esai yang menjelaskan foto-foto tersebut, foto story haruslah menyampaikan suatu cerita yang kuat dan mampu membawa emosi dari yang melihat. Hal ini dikarenakan dalam foto story yang fotografer akan menyampaikan pandangannya mengenai hal yang diangkat menjadi foto story tersebut. Sehingga foto-foto tersebut menjadi sebuah rangkaian cerita yang kuat,terutama pada foto story tematik.
Dalam menyusun foto story tematik, yang ada adalah kekuatan kolektivitas dari foto - foto tersebut. Foto boleh saja kuat secara tunggal, namun dalam foto story, setiap foto harus memiliki perwakilan masing-masing momen. Sebagai contoh, kita tidak perlu menaruh 2 buah foto yang mirip secara momen karena 2 foto tersebut kuat secara tunggal. Cukup pilih satu dan tambahkan foto lain yang mewakili momen yang berbeda.
                  


            Kata Kunci: fotografi, fotografi jurnalistik, foto story, tematik

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
          Di dalam dunia fotografi jurnalistik kita telah banyak mengenal istilah karya Single Photo (foto tunggal). Pada umumnya telah banyak para pemotret yang menghasilkan karya Single Photo tersebut misalnya saja foto seorang bocah kecil, sebuah bangunan tua ataupun sekilas pemandangan pagi. Ada istilah lain tentang karya foto dalam dunia fotografi yang berbeda dengan karya foto tunggal yaitu Foto Story. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah Picture Story atau Foto Essay. Foto Story atau Foto Cerita adalah kumpulan karya foto yang dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan sebuah cerita dari suatu tempat, peristiwa ataupun sebuah isu yang ada. Dimana foto-foto tersebut merepresentasikan karakter serta menyuguhkan emosi bagi yang melihatnya, berdasarkan sebuah konsep yang menggabungkan antara seni dan jurnalisme. Semua karya Foto Story merupakan kumpulan karya foto, tetapi tidak semua kumpulan karya foto merupakan karya Foto Story.
          Ada 2 jenis foto story,yang pertama foto naratif dan tematik .disini saya ingin menjelaskan tentang foto story yang naratif,yaitu kumpulan karya foto berdasarkan urutan dari sebuah kejadian atau kegiatan yang berlangsung setiap hari(human interest).
          Ada beberapa urutan dalam membuat foto story human interest,dan disini saya akan mencoba menjelaskannya.Semoga bermanfaat,jika ada yang kurang paham harap dimaklumkan karena saya sendiri sedang dalam tahap belajar dan terus belajar untuk sampai pada tahap pemahaman yang tak akan pernah ada batasnya.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah awal foto story dalam dunia fotografi jurnalistik ?
b. Apa pengertian foto story?
c. Bagamana langkah-langkah dalam membuat foto story human interest ?



3. Tujuan
a. Untuk menjelaskan sejarah awal foto story dalam dunia fotografi jurnalistik
     b. Untuk menjelaskan pengertian foto story
i.  Untuk menjelaskan perbedaan foto story dan single foto
ii. Untuk menjelaskan macam-macam foto story dalam jurnalistik
iii.Untuk menjelaskan point – point penting yang perlu diperhatikan
    dalam membuat foto story human interest
  iv.Untuk menjelaskan teknik yang harus dikuasai untuk memotret  
foto story
c. Untuk menjelaskan langkah-langkah dan urutan dalam membuat foto story human interest

4. Manfaat
a. Teoritis : Mengerti apa pengertian, jenis,urutan dalam foto story human interest
b. Praktis : Memahami bagaimana cara membuat foto story yang baik dan benar


B. Foto Story
Bentuk foto story pertama kali dikenalkan oleh W.Eugene Smith saat masih bekerja untuk LIFE pada tahun 1940-an.Banyak fotografer mengikuti tradisinya dengan membuat foto story secara mendalam dan pengerjaan waktu panjang. “Minamata”, esai foto W. Eugene Smith yang dibuat dalam satu buku membutuhkan waktu lebih dari 3 tahun.
Gaya penyampaian foto story pertama kali muncul di Jerman pada 1929 di majalah Muncher Illustrierte Presse dengan judul “Politische Portrats” yang menampilkan 13 foto politikus Jerman di dua halaman. Lalu majalah LIFE di edisi 23 November 1936 oleh seorang jurnalis foto perempuan bernama Margaret Bourke-White yang meliput pembangunan bendungan di Montana.
Dan sampai ini foto story tetap berjaya dalam dunia jurnalistik termasuk dalam media berita. Dalam konteks umum, Foto story pada hakikatnya adalah sebuah cerita dengan sudut pandang tertentu. Lebih merupakan sebuah pernyataan-rangkaian argumen daripada suatu kisah atau tuturan. Arbain Rambey (Fotografer Senior Harian Kompas) menyampaikan definisi foto story dalam salah satu tulisannya yaitu “Menceritakan sesuatu dengan beberapa foto serta foto story punya ikatan antar foto yang kuat. Ibarat novel, satu foto dengan foto yang lain punya ikatan alur dan urutan seperti bab-bab dalam sebuah buku. Ada cerita yang mengalir dalam sebuah foto story.” Dari definisi itu bisa ditemukan bahwa dalam sebuah foto story, ikatan antar foto haruslah sangat kuat,  sehingga alur cerita esai foto itu tetap fokus dan tidak melebar kemana-mana.
            Foto story pun terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah Foto Naratif yaitu kumpulan karya foto berdasarkan urutan dari sebuah kejadian atau kegiatan yang berlangsung setiap hari(human interest). Misalnya foto-foto tentang kegiatan para pekerja di TPA si pemotret mengikuti dan merekam segala aktivitas para pekerja dari awal mereka bekerja hingga mereka selesai bekerja dan beranjak pulang. Jenis Foto Story yang kedua adalah Foto Tematik yaitu kumpulan karya foto yang memfokuskan pada sebuah tema sentral dimana foto-foto yang diambil tidak melulu mentitik-fokuskan pada sebuah tempat ataupun peristiwa tertentu. Tetapi foto-foto tersebut relevan dengan tema yang diambil misalnya isu pendidikan yang rendah, pengentasan kemiskinan, polusi pabrik dan lain sebagainya.


Adapun langkah- langkah yang dilakukan untuk membuat sebuah Foto Story yaitu:
1.      Tentukan sebuah topik atau tema
2.      Lakukan penelitian kecil
3.      Membuat sebuah cerita yang nyata
4.      Mencari emosi & karakter
5.      Eksekusi foto
Eksekusi Photo Story yang baik yaitu foto-foto yang   bercerita dimana foto-foto tersebut dapat berdiri sendiri, foto-foto dengan berbagai penyajian (sudut lebar, potret, detail), foto-foto yang memiliki urutan foto yang baik (menarik, logis & efektif bercerita), foto-foto yang memiliki Informasi & Emosi (mampu menyampaikan sebuah pesan yang baik) dan foto-foto yang menyertakan caption atau keterangan tentang foto.
Dalam proses pemilihan & penyusunan urutan  Foto story Human Interest ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1.      Establishing Shot
2.      Detail/Close Up
3.      Person at Work/Man at Work
4.      Portraits
5.      Relationships
6.      The Moment

Establishing Shot
Pengambilan gambar untuk membangun sebuah cerita karena akan menunjukkan tempat dan keluasannya. Gambar biasanya overview suatu tempat yang dapat digunakan sebagai pembuka/pengantar cerita. Misalnya: Foto Kawasan pemukiman, arena olah raga, Landscape suatu tempat.

Detail/Close Up


menarik perhatian pembaca berupa kejutan yang belum pernah terlihat sebelumnya serta memberikan kecepatan daya tangkap cerita. Pembaca diharapkan paham dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari cerita. Gambar berfungsi untuk variasi melihat jarak ketika beberapa foto menggunakan jarak sama yang terasa mulai membosankan. Bermailah dengan skala,  selalu membandingkan dengan skala yang biasa pembaca  lihat seperti: tangan, kaki, alat, karena nanti akan menjadi simbol dari pekerjaannya



Person at Work/ Man at Work
Adalah orang yang sedang bekerja di tempat kerja merupakan obyek penting yang menarik bagi semua fotografer, karena semua orang berkepentingan dengan ini untuk mempertahankan hidup. Banyak fotografer yang ditugaskan untuk memotret orang bekerja dalam beberapa cara dan tempat.


 

                                                                                    
Portraits
Dikenal dengan istilah Headshot yang menampilkan Gambar wajah manusia. Di media dikenal dengan istilah  foto Profil . Elemen ini merupakan pesona tersendiri bagi fotografer dan seniman, karena wajah dengan subyek utama  mata merupakan jendela Jiwa, Portrait menghiasi publikasi di mana-mana di seluruh dunia. Berfungsi untuk menunjukkan karakter dan mengenal seseorang lebih baik. Sehingga perlu menguasai dasar-dasar untuk mengambil gambar Portraits.




Relationships
anyak gambar terkenal dalam sejarah fotografi karena mengandung unsur relationship, yaitu gambar bagaimana seorang individu berhubungan dan berinteraksi dengan orang dan benda di sekitarnya. Gambar yang bagus akan memberikan kedalaman emosional dan psikologis bagi yang melihat


The Moment
Banyak foto terkenal yang menangkap momen besar hanya dalam waktu spersekian detik sehingga dibutuhkan kecepatan pancaindra untuk menangkap moment tersebut. Faktor kebetulan menjadi penentu, namun ini bisa dilatih kalau bisa membaca tanda-tanda Kejadian itu bisa di mana-mana, sehingga kita perlu mengasah naluri untuk memotret sebuah peristiwa secara spontan .





C. Kesimpulan
Ketika kita membuat Photo Story ada beberapa hal lain yang dapat mempengaruhi hasil karya diantaranya adalah penguasaan teknis pemotretan, wawasan & kreativitas pemotret, kejelian pemotret dalam merekam obyek foto, dan totalitas pemotret. Dan juga saat kita membuat foto tentang manusia, hendaknya kita dapat menjaga perasaan subyek foto kita tersebut.Mereka bukanlah obyek,sehingga barangkali kita dapat menghindari sikap atau tindakan eksploitatif secara berlebihan.



Kepustakaan
Ajidarma, Seno Gumira. 2006. Kisah Mata, Fotografi antara dua Subjek : Perbincangan tentang Ada. Yogyakarta: Galang press
HM, Zaenuddin. 2007. The Journalist, Buku Basic Wartawan Bacaan Wajib Para Wartawan, Editor, dan Mahasiswa Jurnalistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Wijaya, Taufan. 2011. Foto Jurnalistik, dalam dimensi utuh. Klaten: Sahabat
Sihombing, Julian. 2010. Split Second, Split Moment. Jakarta: Gramedia
Sugiarto, Atok. 2011. Fotobiografi Kartono Ryadi: Pendobrak Fotografi Jurnalistik Indonesia Modern. Jakarta: Gramedia
Syah, Sirikit. 2011. Rambu Rambu Jurnalistik, Dari Undang-undang hingga Hati Nurani. Yogyakarta: Pustaka Pelajar